Cover. ........................
Kata Pengantar. ..........
Daftar Isi. ....................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kemiskinan dengan
berbagai karakteristiknya ini tidak mudah dipecahkan tanpa adanya keterlibatan
semua unsur. Karena, kunci utama dari upaya penanggulangan kemiskinan di daerah
adalah terbangunnya, serta melembaganya jaringan komunikasi, koordinasi dan
kerjasama dari tiga pilar yang ada di daerah: Pemda, Masyarakat dan kelompok
peduli (LSM, swasta, perguruan tinggi, ulama/tokoh masyarakat, dan pers).
Permasalahan kemiskinan hanya dapat ditanggulangi jika tiga komponen di atas
saling kerjasama dalam semangat kebersamaan, dan berpartisipasi mencari
alternatif pemecahan masalah.
Seperti diketahui, bahwa pada
awal tahun 2003, Pemerintah Indonesia mulai menyusun strategi nasional
penanggulangan kemiskinan (SNPK) melalui proses inklusif yang melibatkan para
pemangku kepentingan (stakeholders) dari kalangan pemerintah dan
non-pemerintah. Ketentuan mengenai proses penyusunan tersebut telah digariskan
dalam dokumen interim strategi penanggulangan kemiskinan (I-SPK) yang
diluncurkan pemerintah pada Januari 2003.
Di sini akan terlihat
bagaimana peran pemda dalam membangun daerah menjadi titik sentral dan menjadi
sangat besar, karena daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur
otonominya sendiri agar mampu mandiri. Ini merupakan perubahan besar dalam
sejarah tata pemerintahan. Perubahan yang sangat signifikan terjadi pada saat
diberlakukannya UU No. 22/tahun 1999, tentang pemerintahan daerah (Otonomi
Daerah), yang menimbulkan berbagai perbedaan persepsi tentang kebijakan
pembangunan dan pola penanggulangan kemiskinan. Sejalan dengan perkembangan
pelaksanaan otonomi daerah dan derasnya arus pemikiran baru yang berkembang
dalam jargon-jargon reformasi telah membawa paradigma baru dalam
penyelenggaraan pembangunan daerah.
Seperti
diketahui, bahwa pemerintah menargetkan penurunan tingkat kemiskinan dari
11-12% menjadi 8-10% pada tahun 2014 mendatang. Program tersebut dapat
terlaksana jika setiap daerah juga mempunyai target penurunan angka kemiskinan,
sebagai kontribusi untuk penurunan angka kemiskinan tingkat nasional
(Finance.detik.com, 2012).
Pemerintah
daerah dirasakan perlu untuk mengidentifikasi permasalahan kemiskinan disetiap
daerahnya, mencari solusi percepatan pengurangan kemiskinan dan kerjasama antar
Provinsi dalam percepatan kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang hampir
dialami oleh semua negara berkembang, terutama negara yang berjumlah penduduk
besar. Bagi Indonesia, kemiskinan adalah masalah nasional, sehingga pemerintah
berupaya memecahkan persoalan kemiskinan dengan berbagai program, seperti
Inpres Desa Tertinggal (IDT) melalui bantuan modal, Pembangunan Prasarana
Pendukung Desa Tertinggal (P3DT), Program dalam rangka Menanggulangi Dampak
Krisis Ekonomi (PDMDKE), P2MPD, PPK serta P2KP, dan lain-lain. Namun, pada
umumnya, hasil program belum bisa dikatakan cukup berarti, karena di berbagai
tempat, jumlah orang miskin semakin bertambah. Bahkan, tetap menyisakan masalah
sebagai akibat dari kurangnya koordinasi antarpelaku program.
Di sisi lain
urgensi penanggulangan masalah kemiskinan secara bersama-sama disikapi oleh
pemerintah dengan mengeluarkan sebuah aturan pelaksanaan melalui Inpres No.
5/Tahun 1993, mengenai program penanggulangan kemiskinan yang berbasis
pemberdayaan masyarakat, mencakup tiga hal, yakni bantual modal, penyedian
sarana dan prasarana lingkungan, dan pendampingan masyarakat dari berbagai
program yang dilaksanakan ternyata masih memberikan porsi besar terhadap
birokrasi, sehingga terkadang kurang maksimal.
Oleh karena itu, guna Mengkaji
berbagai faktor yang memengaruhi kondisi kemiskinan, termasuk kondisi sosial,
infrastruktur fisik, akses terhadap pelayanan publik (pendidikan dan
kesehatan), dan akses terhadap peluang kerja dan usaha serta bagaimana mengkaji
kapasitas pemangku kepentingan di daerah (pemerintah dan nonpemerintah) dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan penanggulangan kemiskinan serta masukan
bagi rencana pembangunan daerah oleh pemda, maka penulis melakukan penelitian
dengan mengkaji beberapa referensi dan kemudian memaparkan melalui suatu karya
ilmiah yang berjudul:
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL
B. Identifikasi Masalah.
C. Metode Penulisan.
D. Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ...................................
B. ...................................
C. ...................................
D. ...................................
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. ...................................
B. ...................................
C. ...................................
D. ...................................
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
tolonk donk karya tulis ini di kirim buat saya supaya sebagai acuan saya untuk membuat karya tulis dikirim ke email saya aja tlonk ya Email. s_devil@rocketmail.com
ReplyDeletetolonk donk kirimin karya tulisan ini di email gw s_devil@rocketmail.com buat jadi acuan buat karya tulis saya.
ReplyDeletegread....
ReplyDeletegreat.....
ReplyDeletegread.... kemiskinan perlu diminimalisasikan...
ReplyDeletekemiskinan perlu diminimalisasikan.. tanks//...
ReplyDeletetanks//..
ReplyDeletegreat...
ReplyDeletebisakah diberi karya tulis ini,diberi penjelasan sampai bab penutup jangan hanya bab I
ReplyDeleteSAYA INGIN MENGAMBIL CONTOH INI SBGAI ACUAN SAYA UNTUK MEMBUAT KARYA TULIS,,
ReplyDeleteblog ini payaahhhh... buatnya cuma smpai bab I.
ReplyDeleteBab lainnya ada sob, silakan kontak marasella lewat Form Kontak marasella di kanan atas untuk mendapatkannya.
Delete